Kamis, 04 Desember 2008

Jumat, 28 November 2008

Buku Tamu

Ukuran Kertas & Area Cetak


Bagi para ‘pemula’ seringkali terjadi kesalahan dalam pengukuran film, sehingga berdampak pada saat persiapan percetakan. Ini berawal dari kesalahan pembuatan ukuran desain, misalnya desain di CorelDraw. Bagi yang baru memakai aplikasi ini terkadang karena ketidaktahuan tidak memperhatikan tampilan 100% desain yang telah dibuat. Kesalahan ini mengakibatkan ukuran film tidak sesuai (misalnya ukurannya terlalu besar atau terlalu kecil) maka mesin cetak yang dipakaipun akan lain. Dampak lain adalah pada jumlah cetak untuk satu plano. Misalnya, seharusnya perkiraan dalam 1 plano akan dibuat 12 buah cetak, karena salah perhitungan yang terjadi adalah kurang dari jumlah seharusnya, dan banyak lagi dampak lain yang berujung pada pembengkakan biaya produksi. Berikut ini kami sampaikan tabel ukuran kertas, area cetak dan masing-masing mesin yang dipakai (dalam satuan centimeter):
Mesin: GTO46 (38.1x 35.71), Ukuran kertas: 32 x 46, Area Cetak: 31 x 45
Mesin: GTO52 (40 x 51), Ukuran kertas: 36 x 52, Area Cetak: 34 x 50
Mesin: SOR M (61.5 x 72.4), Ukuran kertas: 52 x 74, Area Cetak: 51 x 72
Mesin: SOR D (71.5 x 91.5), Ukuran kertas: 71.5 x 91.5, Area Cetak: 70 x 90
Mesin: SOR S (77 x 103), Ukuran kertas: 70 x 100, Area Cetak: 69 x 98
Mesin: OLIVER58 (51 x 57), Ukuran kertas: 44 x 58, Area Cetak: 42 x 56
Mesin: OLIVER52, Ukuran kertas: 36 x 52, Area Cetak: 34 x 50
Mesin: OLIVER46, Ukuran kertas: 33 x 48, Area Cetak: 32 x 47
Mesin: OLIVER72, Ukuran kertas: 50 x 70, Area Cetak: 48 x 68

Sebagai panduan, 1 plano berukuran 79×109cm = 8611.

Contoh; ukuran film 35×30cm, akan dibuat 500cetak. Maka jumlah kertas yang diperlukan adalah: 8611/(35*30) = 8611/1120 = 8.2. Artinya 1 plano akan terbentuk sebanyak 8 buah cetak. Sehingga apabila diperlukan 500 cetak, maka diperlukan kertas sebanyak 500/8.2 = 60.9 atau 61plano. (aliya)

Menghitung Jumlah Potong Kertas Ukuran Folio & Kuarto dari Ukuran Double Royal


Hitunglah berapa lembar yang dihasilkan, jika kertas ukuran Double Royal (650×1000mm) dipotong menjadi ukuran Folio (210×330mm) dan ukuran Kuarto (215×280mm)?

Jawab:
1. Ukuran kertas double royal akan menjadi 9 potong kertas ukuran folio, dengan hitungan sebagai berikut;

1000mm (panjang double royal) : 330mm (panjang folio) = 3 potong
650mm (lebar double royal) : 215mm (lebar folio) = 3 potong
Total potong folio = 3 x 3 = 9 potong

2. Ukuran kertas double royal akan menjadi 10 potong ukuran kuarto, dengan hitungan sebagai berikut:

Panjang double royal (1000mm) dipotong menjadi dua bagian yaitu 560mm dan 440mm, dengan kata lain ada dua bagian potong besar (A) 560×650mm dan (B) 440×650mm;

A. 560×650mm
560mm (lebar kertas A) : 280mm (panjang kuarto) = 2 potong
650mm (panjang kertas A) : 215mm (lebar kuarto) = 3 potong
Total potong dari kertas A = 2×3 = 6 potong

B. 440×650mm
440mm (lebar kertas B) : 215mm (lebar kuarto) = 2 potong
650mm (panjang kertas B) : 280mm (panjang kuarto) = 2 potong
Total potong kertas B = 2×2 = 4 potong

Total akhir kertas ukuran kuarto dari double royal = jumlah total potong kertas A dan B = 10 potong.

Masalah dan Penyebab
Tidak jarang percetakan atau distributor kertas memotong kertas dari ukuran besar (plano) menjadi ukuran kecil (folio) karena alasan utama biaya, mengingat biaya potong yang relatif rendah. Terlebih bila jumlah order kertas HVS (uncoated woodfree) folio dan kuarto relatif kecil atau sedikit, jadi jauh lebih murah mempunyai satu item di gudang inventory. Alasan kedua bila pemakai kertas folio atau kuarto tidak cerewet dan ketat atas mutu, dimana kualitas kertas cetak offset (HVS) dan fotokopi bisa dikompromi. Sudah jamak pula kertas folio dan kuarto digunakan pula untuk cetak offset kecil.

Untuk pelanggan dan pemakai kertas fotokopi dalam jumlah besar, seperti umum ditemukan pada pasar ekspor, kertas kualitas fotokopi harus berbeda dari kertas cetak offset (HVS). Biasanya kertas fotokopi mempuntai moisture lebih rendah 1/2 - 1% dari kertas cetak offset, sehingga praktek potong kertas dari ukuran plano - yang umumnya kualitas offset - ke ukuran folio - yang umumnya kualitas fotokopi - harus dipertimbangkan matang. Kertas offset yang moisturenya lebih tinggi bisa menyebabkan kertas melengkung saat dijalankan di mesin fotokopi, dimana mempunyai tingkat pemanas sampai 220 derajat celcius.

sumber: kertasgrafis.com

(Disadur bebas dari artikel Iis Superiadi)

Tutorial Cetak

Mohon maaf, tutorial ini tanpa referensi. Saya sampaikan hanya berdasarkan pengalaman saya ketika mencetak sebuah produk percetakan.

Ya, berawal dari kadéséh alias kepepet karena situasi, kondisi, toleransi, pandangan dan jangkauan, dimana saya dikondisikan pada suatu keadaan harus katempuhan pada sebuah order kecil. (Nggak apa2 ya kalimatnya nggak berdasarkan EYD dan tidak sistematis. - Red). Waktu itu saya harus bertanggungjawab atas orderan membuat sebuah brosur. Saya disangkanya sudah terbiasa mendapatkan orderan cetak. Hikmahnya, akhirnya saya terima saja setiap ada orderan. Karena otodidak, tentu pernah mengalami salah hitung dan tentunya berdampak rugi.

O iya, tulisan ini juga atas permintaan Kang Rudi Kurniawan (http://rudikurniawandiary.wordpress.com). Hapunten Kang Rud, saya sibuk ngurus ini itu, baru sempet mbaca koment-nya, salam kanggo kulawargi di Tani Mulya dan Cianjur, he3x).

Baiklah, kita langsung saja:

1. Desain. Seperti pada umumnya, silahkan awali dulu dengan mendesain sebuah produk, misalnya undangan, brosur atau apa saja. Dalam hal ini saya tidak akan membahas masalah proses desainnya, tetapi lebih ditekankan pada langkah-langkah hingga ke mesin cetak. Tentunya tulisan ini juga hanya berlaku untuk para pemula saja. Desain, bisa dilakukan dengan melaui CorelDraw (saya sarankan pake X3, banyak kelebihan dibanding versi sebelumnya), atau PhotoShop dan tentunya masih banyak media untuk membuat sebuah desain produk cetak. Mengenai presisinya sebuah ukuran, saya cenderung sering menggunakan CorelDraw. Pada saat mendesain, silahkan sesuaikan ukuran hasil desain dengan rencana nanti nyetak mau di mesin apa? (baca tulisan Ukuran Kertas & Area Cetak). Jadi, dengan Anda memahami area cetak, naik cetak itu bisa menentukan banyaknya produk cetak dalam sat kali naik cetak. Jika ukuran besar, berarti satu kali cetak minimal satu buah. He3x memang susah dijelaskan, selain memang tidak ada buku panduannya, saya juga kebingungan cara menyampaikannya bagaimana..

2. Membuat Film dan Plate (Pra Cetak). Sebelum di-film-kan, teliti kembali file hasil desain, terutama ukuran, cara bolak-balik pada saat naik cetak (silahkan tanyakan ke operator pembuat film). Di Bandung, saya biasa membuat film dan plat di POLAR (Jl.Pungkur & Jl. Pagarsih). Film & Plate tentunya akan sama ukurannya dengan ukuran desain, berarti Anda telah memilih jenis mesin cetaknya. Sebagai panduan: kalau Anda memilih mesin kecil (Mesin Toko) maka harga cetaknya jauh lebih murah, dan kualitasnya tentu sesuai harga donk. Kade lupa, kalo separasi (full colour) berarti Anda harus membayar 4 buah film & plate, yaitu CMYK, pokona mah film untuk warna Biru (Cyan), Merah (Magenta), Kuning (Yellow) dan Hitam (K=? Black), he3x.



3. Proses Cetak. Ya udah, kalau plate sudah ada, kasiin aja ke percetakan. Jangan lupa beli bahannya dulu. Lebihkan minimal 2cm untuk setiap sisinya. Jadi, ukuran kertas harus dilebihkan dari ukuran film tadi. Lagi, kalau separasi, berarti biaya cetak juga dikali empat donk ya..? Biasanya dihitung per plate, berapa pe platnya silahkan tanya pihak percetakannya..

4. Finishing. Setelah dicetak masih ada proses, dan tidak semua proses dilalui, tergantung kebutuhan. Kalau proses potong, ya harus donk, paling tidak ya biar rapih saja.

4.a. Dobb Laminate. Hasil cetakan dilaminasi dengan hasil akhir cetakan terkesan nge-dobb atau seperti ada minyaknya. Bagus dan memang lebih mahal dibanding UV.

4.b. UV Laminate. Hasil cetakan dilaminasi dengan hasil akhir cetakan mengkilap seperti dilaminating saja.

4.c. Spot UV. Laminasi bening dan menonjol sesuai bentuk yang diinginkan. Bagus banget pokoknya, harganya juga kenceng..

4.d. Poil. Poil itu bisa bentuk emboss saja atau juga bisa poil berwarna emas, perak dll. Poil bisa berbentuk teks, garis, bidang atau apa saja yang dikehendaki untuk melengkapi keindahan hasil cetak. Tentunya diawali dengan memesan matres untuk poilnya. Poil biasa dan poil emboss harga matres nya berbeda, lebih mahal emboss.

4.e. Pond. Yaitu untuk membuat bentuk potongan pada hasil cetakan dan juga untuk membuat garis lipatan (bagi yang memerlukan lipatan). Tukang pisau pond banyak kok di sekitar mesin percetakan. Ya kalau di Bandung di sepanjang Jl.Pagarsih lah..

5. Mohon tambahkan ya..